Pada akhir 1996, Taman Tugu Muda yang sebelumnya menjadi tempat berkumpul dan beristirahat bagi para anak jalanan, berkembang menjadi tempat mangkal tersendiri. Di sinilah, berawal dari keisengan seorang anak yang mengamen di traffick light, dan ternyata hasilnya bisa lebih besar dibandingkan mengamen di bus kota, anak-anak jalanan sebagian mulai melakukan kegiatan di traffick light. Kemudian baru menyebar ke berbagai traffick light lainnya.
Sebagai tempat mangkal dan istirahat, mulai berdatangan anak-anak yang akhirnya tidur di dalam taman, di sela pepohonan yang rimbun. Bersamaan dengan proses pembangunan Rumah Dinas Gubernur, pohon-pohon yang rimbun dipangkas dan diganti pohon-pohon pendek, sehingga tidak ada ruang sembunyi untuk menyimpan barang/pakaian dan tempat yang nyaman lagi untuk tidur. Selain itu razia-razia sering dilakukan.
Ada beberapa lagu yang tercipta dari anak-anak terkait dengan perubahan yang tengah terjadi di Taman Tugu Muda. Salah satunya adalah Kisah Gitar Hitam yang liriknya ada di bawah ini.
Admin
KISAH GITAR HITAM
Lirik : Dwi Gathel
Lagu : Wak Yok
–
Am Em Am Em
duduk sendiri di tugumuda berkawan dingin hitamnya malam
Am Em F G
main gitar suara tak karuan nyanyikan tembang kehidupan
Am Em Am Em
Sambil merenung dan berpikir mengapa dikejar-kejar polisi
Am Em F G
Mengapa ku ditangkap tibum mengapa tak boleh di tugumuda
Am Em F G C
Kubertanya pada dirimu apa sih kesalahanku
Intro :
Am Em Am Em
tinggalkan saja dinginnya malam namun berat kaki tuk melangkah
Am Em F G
bekas pukulan masih terasa kulambaikan tangan lalu berucap
C G F G
Selamat tinggal tugumudaku
C G F G
Selamat tinggal lampumerahku
C G F G
Selamat tinggal rumput liarku
C G F
Selamat tinggal semuanya
januari 1997