Semarang, 18 Mei 2024 – Yayasan Setara berkolaborasi dengan Layar Liar menyelenggarakan acara bertajuk “Kelas Aktivis x Layar Liar untuk Pencegahan OCSEA” di Auditorium Gedung A, FISIP Undip. Acara yang diadakan secara gratis ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi mengenai kekerasan seksual, khususnya eksploitasi dan pelecehan seksual anak di dunia online atau OCSEA (Online Children Sexual Exploitation and Abuse).
Acara yang diadakan pada Sabtu, 18 Mei 2024, dari pukul 14.30 hingga 18.30 WIB ini, dibuka oleh MC Aiko Hanantyo. Film pertama yang diputar berjudul #JAGABARENG: BUDI DAN ANCAMAN DARING, sebuah film produksi UNICEF Indonesia. Film ini menggambarkan kisah Budi yang harus menghadapi situasi sulit terkait kekerasan dan eksploitasi seksual di media sosial dan keberaniannya untuk mengungkapkan hal tersebut kepada ibunya.
Setelah pemutaran film, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Yuli Sulistyanto, Program Manager Yayasan Setara, atau yang akrab disapa Mas N. Materi ini mengulas ancaman dan dampak dari OCSEA. Diskusi ini berlangsung interaktif dengan peserta yang hadir di ruangan.
Berlanjut ke sesi berikutnya, dua film diputar secara berturut-turut. Film kedua berjudul MY CLOUDED MIND yang disutradarai oleh Annisa Adjam. Film ini mengisahkan Naura, seorang gadis 19 tahun yang mengalami trauma setelah foto-foto pribadinya tersebar di internet dan bagaimana dia berjuang untuk bangkit.
Film ketiga, PAYUNG DARA yang disutradarai oleh Reni Apriliana, mengisahkan Dara, seorang gadis 13 tahun yang mengalami kebingungan dan ketidaknyamanan saat tubuhnya mulai berkembang, serta usaha yang dia lakukan untuk memahami perubahan tubuhnya.
Setelah pemutaran kedua film tersebut, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi dan sharing session yang dipandu oleh moderator Valdi Merviano Alfredo. Diskusi ini menghadirkan tiga narasumber utama: Yuli Sulistyanto (Program Manager Yayasan Setara), Petrus Kristianto (Program Director Layar Liar), dan Ratna Asih S. (Akademisi Film).
Diskusi ini sangat interaktif dan banyak diikuti oleh peserta yang antusias untuk bertanya dan berbagi pandangan mereka mengenai tema yang diangkat. Sebagai penutup, diberikan penghargaan kepada peserta paling aktif selama sesi diskusi.
Yuli Sulistyanto menyatakan, “Isu eksploitasi seksual atau kekerasan seksual secara online atau yang kita kenal dengan OCSEA, ini mungkin isu yang belum banyak dikenali orang. Artinya hanya beberapa kelompok orang-orang tertentu saja yang sudah mengenalnya. Sehingga penting, tontonan-tontonan film tadi bisa menjadi satu media diskusi di berbagai kalangan. Akan meletakkan berbagai pengetahuan yang mendalam bagi mereka. Setidaknya ada diskusi pada keluarga atau diskusi pada circle mereka.”
Ratna Asih juga menambahkan, “Seru banget sih, karena sebetulnya memang film yang bicara soal anak-anak, terutama yang remaja, memang perlu banyak direpresentasikan pengalaman-pengalaman mereka untuk tumbuh, tanpa support system, berupa seks edukasi yang cukup. Jadi film-film ini bisa jadi refleksi mereka untuk apa yang refleksi, bahwa tidak tahu pada usia mereka itu tidak apa-apa.”
Acara ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih mendalam dan membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya pencegahan kekerasan seksual, baik secara luring maupun daring. Kegiatan ini merupakan langkah penting dalam memberikan edukasi dan melibatkan berbagai elemen masyarakat untuk bersama-sama mencegah kekerasan seksual dan mendukung para korban untuk berani berbicara dan melawan ketidakadilan yang mereka hadapi.