Kampanye Pencegahan Eksploitasi Seksual Anak, Jangan Jadi “Bunga” (Suara Merdeka, 2011)

SUARA MERDEKA, Senin, 26 September 2011

BUNGA, remaja putri belasan tahun dari keluarga berantakan. Dia tinggal bersama ibunya setelah sang ayah pergi meninggalkan mereka. Saat menginjak bangku SMA, Bunga mulai berkenalan dengan banyak teman yang kebetulan mempunyai perangai buruk.

Akibatnya, dia sering berontak dan melawan. Suatu hari, kemarahan sang ibu pun mencapai puncaknya.

“Mulai sekarang pilih, ikut ibu atau temanmu. Kalau pilih temanmu, keluar dari rumah ini,” bentak sang ibu.

Bunga ternyata lebih memilih teman dan meninggalkan ibu dan rumah yang ditinggalinya sejak kecil. Tak dinyata, teman-teman yang selama beberapa saat menjadi keluarga baru, justru menjerumuskannya ke “dunia gelap”. Dia menjadi korban eksploitasi seksual.

Itulah kisah yang dibawakan ke atas panggung oleh beberapa anggota Forum Anak Yayasan Setara pada kampanye pencegahan eksploitasi seksual terhadap anak dan perlindungan pada korban Minggu (25/9) di halaman SMP Ibu Kartini.

Nama tokoh Bunga sendiri sengaja diambil untuk mengingatkan sering muncul korban perempuan di bawah umur. Seperti diketahui, penulisan nama korban tersebut di media sering diganti dengan sebutan Bunga disertai embel-embel keterangan bukan nama sebenarnya.

Desi Natalia, pelajar SMA yang terlibat dalam pementasan itu sekaligus juga koordinator acara kemarin mengatakan, lewat kisah Bunga dia berharap sekitar seratus penonton yang datang bisa mengerti bahaya eksploitasi seksual terhadap anak.

Dia sendiri bersama beberapa rekan yang aktif di Forum Anak telah melakukan penelitian kecil-kecilan di Semarang dan mendapatkan hasil yang mengejutkan. Kejadian seperti drama yang dimainkannya ternyata cukup banyak terjadi.

Pengurus Harian Yayasan Setara Hening Budiyawati menambahkan, eksploitasi seksual terhadap anak meliputi prostitusi, pornografi, dan perdagangan.

“Hasil penelitian kami beberapa tahun lalu, banyak korban yang berusia antara 14 – 17 tahun dan jumlahnya cenderung meningkat. Hal itu tentu sangat memprihatinkan,” jelasnya.

Kampanye yang digelar Yayasan Setara, Forum Anak Anti Eska, dan Pengurus OSIS SMP Ibu Kartini itu dimulai pukul 06.30 dengan long march yang diikuti anak-anak dari berbagai kelompok dan sekolah. Peserta berjalan dari SMP yang terletak di Jalan Imam Bonjol itu menuju Tugu Muda.

Aksi simpati tersebut berjalan tertib, selain melakukan orasi anak-anak juga membagikan stiker kepada pengguna jalan yang lewat. Setelah itu mereka kembali ke SMP Ibu Kartini dan menggelar panggung budaya. (Adhitia Armitrianto, Ranin Agung-61).

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *