SEMARANG (asatu.id) – Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Tommy Yarmawan mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berkomitmen ikut berpartisipasi aktif mensosialisasikan program Menuju Indonesia Bebas Anak Jalanan 2017 (MIBAJ 2017) yang telah dideklarasikan Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa November 2017 lalu.
“Anak jalanan merupakan fenomena yang nyata dari kehidupan yang menyimpulkan permasalahan sosial,” ujarnya, Selasa (29/8).
Ia menambahkan, salah satu langkah Dinas Sosial Kota Semarang dalam penanganan anak jalanan dengan Wisata Edukasi Anjal.
“Tujuannya selain memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat tentang permasalahan social, yakni agar dapat membantu perubahan sikap kearah yang lebih positif dengan mengajak masyarakat agar tidak memberi uang kepada Anjal. Dan untuk memberikan pembinaan kepada Anjal tentang bahaya HIV AIDS juga,” imbuhnya.
Di sisi lain pihaknya menyebutkan, dari tahun 1995 hingga 2017, terdapat 4313 kasus HIV AIDS di Kota Semarang. Dan penngidapnya adalah masyarakat usia produktif.
“Rata-rata ada 450 kasus HIV AIDS terjadi setiap tahunnya. Pengidap di usia 20-40 tahun,” imbuhnya.
Adapun acara sosialisasi Wisata Edukasi tersebut dikemas dengan pemutaran film “Balukarna” yang berkisar tentang persahabatan anak HIV. Dimana mereka bahu-membahu mengatasi terror melalui medial social (Cyber Bullying).
Acara yang bertemakan ‘MERDEKA ITU BEBAS ANAK JALANAN & SEHAT TANPA HIV/ AIDS” ini dihadiri oleh Ketua TP PKK kota Semarang, Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang OPD dilingkungan Pemerintah Kota Semarang, LSM dan perwakilan tamu undangan.
*